2.1 Pembangunan Ekonomi Indonesia
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses multi-dimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan serta perluasan disrribusi berbagao macam barang kebutuhan hidup yang pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial.
Pada masa Orde Baru, pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dalam jangka pendek (5 tahun) dan jangka panjang (25 tahun). Setiap Pelita (Pembangunan Lima Tahun) memiliki prioritas pembangunannya masing-masing, yang menitikberatkan sektor pertanian sebagai prioritas.
Namun, sesuai dengan tahap pembangunan ekonomi, lama kelamaan sektor pertanian digantikan oleh sektor manufaktur yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia negara Industri. Hal ini sudah dilakukan oleh Indonesia. Akibatnya, para petani menjadi miskin karena sudah tidak diperhatikan lagi. Para penduduk mulai beralih pekerjaan dari petani menjadi buruh pabrik rendahan. Indonesia juga menjadi sering bergantung pada barang-barang impor, seperti kedelai, beras, gula, dan sebagainya.
Walaupun Indonesia telah menjadi negara Industri, namun masalah kemiskinan tetap ada dimana-mana. Kesejahteraan penduduk yang belum merata menyebabkan tingkat kemiskinan semakin tinggi, didorong dengan tingkat pengangguran di dalam suatu wilayah. Penduduk miskin terlantar dan tidak diperhatikan. Itulah salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia tetap menjadi negara berkembang.
2.2 Pengangguran di Indonesia
Pengangguran juga menjadi salah satu masalah terbesar dalam perekonomian Indonesia. Jika peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu negara tidak diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerja, maka tingkat pengangguran di negara tersebut tinggi. Sebaliknya, jika peningkkatan jumlah angkatan kerja diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerjanya, maka tingkkat penganggurannya rendah. Perekonomian dianggap mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh apabila penganggur tidak melebihi 4%
Di Indonesia, berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah penganggur didominasi oleh lulusan SMA ke bawah (SMA, SMP, SD, di bawah SD). Pada tahun 2005, jumlah penganggur SMA ke bawah mencapai 93% dari jumlah penganggur sebesar 10.854.254 orang. Hal ini tentu sangat memprihatinkan.
Beberapa cara sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia, di antaranya :
1. Memperluas pasar barang dan jasa
2. Meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada
3. Mendirikan balai latihan tenaga kerja
4. Mendirikan industri yang bersifat padat karya
Meskipun cara-cara tersebut sudah dilakukan, hal itu tetap saja tidak dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Salah satu faktornya adalah masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia yang begitu banyak. Tenaga kerja asing ini umumnya leih berbakat dan cakap dibandingkan tenaga kerja lokal. Oleh karena itu, banyak perusahaan lebih memilih untuk menggunakan tenaga kerja asing daripada tenaga kerja local. Jika masalah ini tidak segera dipecahkan, maka pengangguran akan terus menjadi masalah dalam perekonomian Indonesia.
Hal ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan mutu dan kualitas tenaga kerja Indonesia sendiri. Semakin tinggi jenjang pendidikan kita, maka akan semakin berpeluang untuk bersaing dengan tenaga kerja asing. Pengangguran lainnya juga dapat membuka usaha sendiri seperti menjadi wiraswasta ataupun sebagainya. Jika angka pengangguran menurun, maka angka kemiskinan pun ikut menurun dan Indonesia dapat menjadi negara maju.
2.3 Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam Perekonomian
Kesenjangan yang terjadi dalam perekonomian Indonesia sudah tidak menjadi hal yang asing lagi. Berbagai cara dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dan melakukan kesenjangan demi menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini tentu dapat berakibat buruk terhadap pembangunan nasional Indonesia, karena kesejahteraan penduduk belum merata.
Suatu pembangunan ekonomi dikatakan berhasil apabila pendapatan per kapita masyarakat meningkat, kemiskinan berkurang, dan kesenjangan antara kaya dan miskin mengecil. Ini artinya, jika kesenjangan di Indonesia tidak segera diatasi, maka masalah perekonomian lainnnya seperti pengangguran dan kemiskinan akan terus meningkat dan akan menyebabkan kerugian besar pada negara.
Langkah yang sebaiknya dilakukan adalah, seharusnya pemerintah membentuk beberapa lembaga khusus yang mengawasi langsung sektor perekonomian Indonesia, sehingga diharapkan tidak akan terjadi kesenjangan. Namun pada kenyataannya, kesenjangan terus berlanjut di Indonesia. Yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan semakin miskin. Oleh karena itu, inilah sebabnya Indonesia tetap menjadi negara berkembang padahal sudah melakukan banyak cara untuk memajukan pembangunan nasional perekonomiannya.
2.4 Sistem Ekonomi Syariah
Ekonomi Syariah berbeda dengan kapitalisme karena Syariah menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yan miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Sistem ekonomi ini disebut juga Ekonomi Islam, yang menekankan empat sifat, antara lain :
1. Kesatuan
2. Keseimbangan
3. Kebebasan
4. Tanggung Jawab
Karena sistem Ekonomi Syariah menganut hukum-hukum Islam, maka sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang paling baik. Contohnya, dengan adanya larangan penumpukan kekayaan, maka kesejahteraan rakyat harusnya sudah bisa merata. Apalagi, karena ini sesuai dengan hukum-hukum yang tertulis di dalam Al Qur’an, maka sistem ekonomi ini tidak akan merugikan.
Seharusnya sistem ekonomi ini diberlakukan di Indonesia,untuk mengatasi kesenjangan perekonomian dan juga menyelesaikan masalah kemiskinan dan pengangguran. Jika kesejahteraan rakyat merata, maka masyarakat akan menyimpan sebagian penghasilannya di dalam bank. Bank akan memberikan pinjaman modal kepada pengangguran untuk membuka lapangan usaha sendiri. Dengan demikian, angka pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan sampai kurang dari 4%. Hal ini tentu merupakan suatu kemajuan bagi pembangunan nasional di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini adalah, bahwa perekonomian Indonesia berada di tahap bawah dan masih perlu ditingkatkan lagi. Masalah kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan perekonomian yang terjadi di Indonesia sebaiknya segera diatasi. Penggunaan sistem Ekonomi Syariah juga mungkin dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia berkembang.
3.2 Penutup
Demikian karya tulis ini saya buat, tentunya tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan tulisan ini.
Contoh Karya tulis Ilmiah 2
Berikut dibawah ini adalah contoh teks karya ilmiah sederhana tentang pengaruh media sosial terhadap generasi muda di era modern.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan serta dukunganya kepada kami, baik secara material maupun spiritual sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Pakuan. Saya sadar bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan karya tulis ilmiah saaya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Bandung, 5 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian media sosial
2.2 Manfaat Media Sosial
2.3 Sejarah Media Sosial
2.4 Pengertian generasi muda
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Subyek Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.4 Metode Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penelitian
4.2 Dampak positif dan negatif sosial media
4.3 Cara untuk meminimalisir dampak negatif dari media sosial
4.4 Cara memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Di tangan kaum mudalah nasib kedepannya sebuah bangsa di pertaruhkan, apabila kaum muda memilki tekad dan semangat serta keinginan yang kuat untuk memajukan bangsa maka dapat di pastikan bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang hebat yang memiliki sumber daya manusia yang berkuliatas. Tapi jika kaum muda
Dijaman serba maju ini teknologi yang semakin canggih memudahkan semua orang untuk memperoleh informasi yang mereka inginkan. Banyak situs jejaring sosial yang semakin popular dan menjamur saat ini. Seperti facebook, twitter, BBM, whatsApp, line, path dan sebagainya. Para pengguna tersebut berpikir untuk memanfaatkannya tidak hanya untuk mengunggah foto, memperbarui status dan lainnya. Tetapi orang yang ingin mencari untung dari situs jejaring sosial berusaha membuat website bisnis secara online, pendidikan hingga kriminalitas. situs jejaring sosial juga merambat di kalangan remaja. Seperti yang diketahui, situs jejaring sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan remaja zaman sekarang, karena dianggap menarik dan menyenangkan bagi mereka . Sering kali, mereka menggunakan media sosial untuk menumpang popularitas agar tidak dianggap ketinggalan zaman oleh teman-temannya.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Pengertian media sosial
2. Manfaat media sosial bagi generasi muda
3. Dampak positif dari media sosial
4. Dampak negatif dari media sosial
5. Upaya untuk mencegah dampak negatif dari media sosial
6. Cara untuk meminimalisir dampak negatif dari media sosial
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media sosial?
2. Apa manfaat media sosial bagi generasi muda?
3. Sebutkan dampak positif dari media sosial?
4. Sebutkan dampak negatif dari media sosial?
5. Sebutkan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mencegah dampak negatif dari media sosial?
6. Bagaimana cara meminimalisir dampak negatif dari media sosial?
7. Bagaimana cara memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah :
1. mengetahui pengertian media sosial
2. mengetahui manfaat dari media sosial
3. mengetahui dampak positif dari media sosial
4. mengetahui dampak negatif dari media sosial
5. mengetahui beberapa upaya pencegahan dampak negatif dari media sosial
6. mengetahui beberapa cara meninimalisir dampak negatif dari media sosial
7. mengetahui cara memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian media sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
2.2 Manfaat Media Sosial
Manfaat media sosial bagi generasi muda yaitu sebagai berikut:
Mengisi waktu luang
Menambah wawasan yang luas
Tempat pembelajaran online
Sebagai sarana hiburan
Sebagai sarana berkomunikasi
Mendapatkan berbagai informasi terbaru
Sebagai sarana diskusi dengan jangkauan yang luas
Media untuk bertukar informasi
Mempererat pertemanan dengan teman satu sekolah, atau teman kuliah
Menjalin silaturahmi yang sudah lama putus dengan teman lama atau kerabat lama
Mendapat informasi lebih cepat, murah dan mudah
Dapat di jadikan sebagai suatu wadah untuk berwira usaha yang praktis tanpa menyita banyak waktu
2.3 Sejarah Media Sosial
Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun, Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.
Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem papan buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan modem.
Pada tahun 1995 lahirlah situs GeoCities, GeoCities melayani web hosting (layanan penyewaan penyimpanan data-data website agar website dapat diakses dari manapun). GeoCities merupakan tonggak awal berdirnya website-website.
Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 munculah sosial media pertama yaitu Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak hanya itu, di tahun tersebut muncul juga situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.
Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan masing-masing, seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+ dan lain sebagainya.
Sosial Media juga kini menjadi sarana atau aktivitas digital marketing, seperti Social Media Maintenance, Social Media Endorsement dan Social Media Activation. Oleh karena itu, Sosial Media kini menjadi salah satu servis yang ditawarkan oleh Digital Agency.
2.4 Pengertian generasi muda
Generasi Muda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang berupa observasi yang bertujuan memperoleh gambaran nyata dari suatu fenomena yang ada pada remaja, yaitu pengaruh sosial media terhadap generasi muda.
3.2 Subyek Penelitian
Penilitian ini mengambil tempat di kampus pakuan. Oleh karena itu, subyek dalam penelitian ini adalah remaja Universitas Pakuan.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas 2C yang berjumlah 32 orang di Universitas Pakuan , sedangkan sampel yang diambil sebanyak 10 orang kelas 2C.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang saya lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode observasi, yaitu dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas remaja di lapangan
2. Metode wawancara, yaitu dilakukan dengan cara mengadakan wawancara secara langsung kepada para responden dan informan yang telah dilakukan
3. Metode studi pustaka, yaitu berupa kajian literature yang sesuai dengan penelitian, baik berupa buku maupun dari sumber internet.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Penelitian
Dari hasil penelitian media sosial yang sering digunakan oleh para remaja saat ini yaitu BBM. BBM merupakan jejaring sosial dimana pengikut terbanyak di kalangan remaja. BBM adalah BlackBerry Messenger. Dimana BBM merupakan aplikasi instant yang dapat digunakan oleh pengguna BlackBerry yang dirancang khusus untuk dapat berkomunikasi ataupun berkirim pesan/file ke sesama pengguna BlackBerry. BlackBerry Messenger dapat menampilkan kontak masing-masing pengguna dengan cara memasukkan PIN (Personal Identification Number) dari pengguna lain. Dimana setiap BlackBerry yang ada masing-masingnya memiliki PIN yang berbeda-beda sebagai ID dari pengguna BlackBerry tersebut. Uniknya, selain dapat berkomunikasi dengan chat ke sesama pengguna BlackBerry, BBM juga memiliki feature status. Dimana setiap pengguna dapat memberikan informasi mengenai keadaan atau informasi yang ingin disampaikan bersamaan dengan daftar kontak yang dimilikinya. Dan pastinya, pengguna dapat memperbaharui status dimanapun serta kapanpun hanya dengan cara mengisi kolom status yang tertera pada profil.
sebuah kajian tahun 2009 yang dilakukan oleh Harris Interactive and Teenage Reasearh Unlimited mengemukakan bahwa anak muda berusia 13-24 tahun menghabiskan lebih banyak menghabiskan waktu online setiap minggu di bandingkan menonton televisi, rata-rata 17 banding 14 jam.” Ini menandakan bahwa mereka lebih sering online daripada mendengarkan pelajaran yang diterangkan guru mereka. Oleh karena itu, media sosial dengan remaja merupakan suatu hubungan yang tak dapat di pisahkan, padahal akhir-akhir ini banyak kejadian-kejadian yang penyebabnya juga karena media sosial. Hal seperti ini harus segera dicari jalan keluar yang terbaik agar para remaja tidak telalu larut dalam kemajuan teknologi yang ada. Sehingga para remaja nantinya bisa memilah dengan baik antara waktu belajar mereka dengan waktu online sehingga mereka tidak menyesal dikemudian hari.
4.2 Dampak positif dan negatif sosial media
Jejaring sosial media juga ada dampak positif dan dampak negatif yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Pertama kita akan mengawalinya dengan dampak negatif dari sosial media terlebih dahulu.
a. Dampak Positif
1. Sebagai media penyebaran informasi
Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut. Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai manusia yang hidup di era digital seperti sekarang ini. Cakrawala dunia serasa berada dalam sentuhan jari kita.
2. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial
Mengasah keterampilan teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi agar bisa bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan diera modern seperti sekarang ini. Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia, semua orang butuh untuk berkembang.
3. Memperluas jaringan pertemanan
Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia. Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran, saling mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dll. Hal ini dapat pula mengasah kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris dengan memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring sosial.
Semenjak situs jejaring sosial seperti yang disebutkan diatas sangat menyedot perhatian publik. Sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengunjungi situs tersebut. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi kecanduan jaringan sosial ini seperti dengan membatasi waktu penggunaan internet, terutama situs jaringan sosial. Kita juga perlu belajar menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, dan lain - lain.
b. Dampak Negatif
1. Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
2. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
3. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.
4. Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.
5. Kejahatan dunia maya (cyber crime). Seiring berkembangnya teknologi, berkembang pula kejahatan. Didunia internet, kejahatan dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya, carding, hacking, cracking, phising, dan spamming.
6. Membuat waktu terbuang dengan sia-sia
Sudah beberapa waktu saya mengamati perilaku pengguna jejaring sosial dengan berinteraksi secara intensif dengan beberapa users. Satu pertanyaan yang sering hinggap di benak saya adalah bagaimana user tersebut bisa online terus padahal secara teori mereka seharusnya sedang bekerja, istirahat tidur malam hari, ataupun sedang beribadah. Tidak jarang interaksi saya lakukan dengan mereka yang sudah bekeluarga sehingga tidak jarang saya berpikir bagaimana mereka mengatur interaksi dengan keluarga mereka kalau setiap saat waktunya dihabiskan dengan melototi layar komputer dan keyboard smartphonenya. Saya mengakui jika sebagian orang memang memanfaatkan jejaring sosial sebagai media berbisnis dan mencari referensi. Tapi ada juga yang menggunakan jejaring sosial untuk sekedar chatting dengan teman di facebook atau tweeter yang bila terlalu asyik akan menjadi lupa diri dan tidak tau waktu.
4.3 Cara untuk meminimalisir dampak negatif dari media sosial
Untuk meminimalisir dampak negatif dari media sosial perlu dilakukan langkah yang lebih intensif dari mulai keluarga, institusi pendidikan, pemerintah dan juga penyedia dan penyelenggara jaringan internet itu sendiri.
Dari sisi keluarga hendaknya setiap orang tua selalu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang internet dan mereka bisa mengajarkan kepada anak-anak mereka mengenai dampak-dampak negatif dari internet. Disamping itu mereka juga harus melakukan kontrol tentang anak-anak mereka terutama dalam hal mengakses web site apa saja di internet dan juga dengan siapa saja mereka berteman didunia maya. Orang tua pun harus aktif mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan.
Dari sisi institusi pendidikan hendaknya bisa mengajarkan cara menggunakan internet sehat kepada siswa mereka. Sehingga siswa sebelum menggunakan internet dan mengakses media sosial telah dibekali dengan pengetahuan yang memadai untuk menangkal pengaruh negatif yang kemungkinan muncul. Dan juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan sisi kebersamaan seperti kegiatan pramuka.
Dari sisi pemerintah hendaknya bisa menjadi juri untuk konten dan informasi yang beredar di media sosial. Hal-hal positif yang telah dicoba dilakukan oleh pemerintah adalah memblokir akses ke situs-situs porno yang bisa merusak moral bangsa indonesia.
Dari sisi penyedia layanan telekomunikasi pun harus aktif membantu pemerintah untuk melakukan pemblokiran terhadap akses konten yang bisa merusak moral masyarakat terutama generisa muda.
4.4 Cara memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar
1. Jangan terlalu mengumbar kehidupan pribadi.Tersedianya kolom untuk men-share apa yang ingin tulis bukan berarti semua harus di umbar dalam media sosial apalagi sesuatu yang sensitif dan snagat pribadi. Semisal mengenenai keuangan, hubungan percintaan, tentang kehidupan keluarga, atau tentang kejengkelan dengan seseorang. Sebaiknya jangan lakukan hal ini simpan untuk konsumsi pribadi jangan di publish untuk berita publik.
2. Tidak berbicara dan membagi konten yang memiliki unsur SARA dan PornografiHindari berbicara ataupun menuliskan kalimat bercandaan yang memiliki unsur SARA ( Suku, Agama dan Ras ) serta pornografi. Karena selain bisa menyinggung pihak lain juga bisa menimbulkan salah persepsi dan membawa dampak yang buruk. Tidak semua pengguna sosial media mengerti akan konsep ini, karena itu mulailah dari diri kita untuk tidak berbicara dan membagi konten yang mengandung unsur diatas.
3. Hindari untuk mengupdate status yang berhubungan dengan privasi seperti sedang dirumah sendiri atau mengambil uang di Bank.Update seperti ini bisa membahayakan diri sendiri. Bila ada orang berniat jahat, dia bisa mendatangi rumah kita ataupun mendatangi tempat kita berada.
4. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita berinteraksi.Perlu kiranya kita memahami dengan siapa kita berinteraksi. Ingat, tidak semua orang senang bahasa gaul ataupun bahasa yang terlalu sopan. Salah satu cara sederhana untuk mengetahui bahasa yang yang dicocok dengan orang lain adalah dengan cara membaya gaya bahasa yang dipergunakan saat berkirim pesan menulis status ataupun merespon status orang lain.
5. Hargai privasi atau rahasia-rahasia orang lain dengan tidak mengumbarnya di media sosial, sekalipun dengan tujuan bergurau atau bercanda
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adanya media sosial telah mempengaruhi pola kehidupan dalam masyarakat. Mulai dari efek ketergantungan pengguna terhadap media sosial hingga pengaruh kehidupan sosial di lingkungan masyarakat. Media sosial begitu populer karena kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dimana hal tersebut tidak dapat diperoleh melalui media tradisional.
Dengan semakin populernya media sosial di kehidupan masyarakat, maka muncullah perusahaan-perusahaan di bidang pengembangan media sosial sebagai peluang bisnis yang baru. Selain perusahaan di bidang teknologi informasi, perusahaan-perusahaan lainnya juga dapat memanfaatkan media sosial sebagai pengganti media tradisional untuk menjalankan bisnisnya.
Perkembangan suatu teknologi baru tentunya memiliki dampak positif serta dampak negatifnya.
Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk memperoleh informasi secara cepat, berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan dan lebih mudah mengekspresikan diri dimana semua ini dapat dilakukan tanpa batasan jarak dan waktu dengan biaya yang terjangkau.
Dampak negatif dari media sosial terutama disebabkan oleh munculnya sifat ketergantungan pengguna terhadap media sosial serta tidak terbatasnya kebebasan untuk berinteraksi di media sosial. Dengan mengetahui semua penyebab dampak negatif media sosial, maka kita dapat lebih waspada dan menghindari penyebab-penyebab dampak negatif tersebut.
5.2 Saran
Media sosial telah menjadi sebuah kebutuhan baru dalam kehidupan manusia di zaman sekarang. Dengan demikian, penulis berharap semoga masyarakat mampu memanfaatkan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh melalui media sosial serta menghindari dampak-dampak negatif dari media sosial. Sesungguhnya masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang bisa kita peroleh dan manfaatkan dari media sosial. Untuk itulah, masyarakat harus mampu berpikir lebih kreatif dan terbuka untuk mengeksploitasi kelebihan-kelebihan dari media sosial.
DAFTAR PUSTAKA